Saya berkesempatan keliling Munich, Jerman, pada 11-13 September 2017. Semua gara-gara The Jakarta Post, yang menugaskan saya untuk memenuhi undangan Siemens AG dan meliput partisipasi perusahaan raksasa itu di drinktec, pameran internasional untuk minuman dan makanan cair.
Di sela-sela agenda liputan, saya menyempatkan diri keliling Munich, entah mampir melihat monumen penunggang kuda di Wittelsbacherplatz, mencari makan di daerah Old Town, atau sekadar jalan-jalan di taman Hofgarten.
Tak lupa, saya juga pergi ke Allianz Arena, stadion sepak bola berkapasitas 75 ribu penonton yang jadi kandang FC Bayern Munich. Saya tiba cukup sore di sana, dan hampir saja tidak jadi ikut tur keliling stadion karena jadwal yang tersisa hanya untuk tur berbahasa Jerman. Namun, pemandu yang bertugas berbaik hati menjelaskan pula dalam bahasa Inggris. Saya dan para pengunjung lain bahkan diajak masuk ke lapangan sambil diiringi anthem Liga Champions. Merinding!
Selama di Munich, saya dapat menemukan bir di mana-mana tanpa kenal waktu. Bahkan, makan siang saja minumnya bir, dengan berbagai macam variannya. Memang, Jerman termasuk dalam “sabuk bir” Eropa, sebutan untuk wilayah-wilayah tertentu di Benua Biru yang secara historis menempatkan bir sebagai minuman beralkohol terpopuler. Tak hanya bir sebenarnya. Di sana, saya juga cukup bebas merokok di tempat umum. Sebelumnya, saya sempat khawatir bakal kesulitan mencari tempat ngepul.
Perjalanan ini benar-benar berkesan. Saya ingin kembali ke sana suatu hari nanti, terutama untuk menyaksikan langsung pertandingan FC Bayern Munich di kandangnya sendiri. Tentu, itu bila uang dan waktu memungkinkan.
Kamera: iPhone 5s.