Pada 1998, film The Parent Trap adalah sebuah kesuksesan besar. Di minggu pertama penayangannya saja, mereka berhasil meraup keuntungan kotor lebih dari 11 juta dollar Amerika Serikat. Walt Disney jelas membuat keputusan tepat untuk membuat ulang film keluarga itu setelah versi perdananya dengan judul serupa juga sukses di pasaran pada 1961.
Persiapan matang memang dilakukan dalam produksinya. Annie dan Hallie merupakan dua saudara kembar yang jadi tokoh utama perekat cerita. Setelah orangtuanya bercerai, masing-masing hidup terpisah dan baru kembali bertemu secara tak sengaja di sebuah lokasi perkemahan musim panas.
Awalnya mereka tak akur, serta kerap bersaing dan bertengkar sengit di sana. Namun, perlahan mereka berbaikan dan menyadari hubungan saudara yang dimiliki. Mereka pun berusaha keras untuk menyatukan kembali kedua orangtuanya.
Tak mudah untuk mencari pemeran yang tepat bagi tokoh Annie dan Hallie; yang pertama bergaya elegan dan berlogat British kental, yang satunya bergaya urakan dengan aksen Inggris-Amerika Serikat yang kuat. Tim pencari bakat sampai harus berkeliling mencari seorang aktris cilik yang sesuai untuk memerankan kedua tokoh itu, dari New York, Los Angeles, Boston, Chicago, Minneapolis, Atlanta, Miami, Vancouver, Toronto, hingga London.
Dari sana, muncullah nama Lindsay Lohan yang berhasil mendapatkan peran itu saat masih berusia 11 tahun. Sebelumnya, Lindsay kecil pernah tampil sebagai model ataupun iklan televisi untuk berbagai merek dagang ternama. Ia juga pernah tampil dalam sebuah sinetron televisi. Namun, The Parent Trap adalah film layar lebar perdananya, yang membawa Lindsay ke puncak kesuksesan di usia begitu muda.

“Saya segera melompat-lompat di atas ranjang, saya begitu heboh dan langsung menelepon teman-teman saya dan yang lainnya. Saya begitu bersemangat karena tak menyangka bisa mendapat peran itu,” ujar Lindsay menuturkan reaksinya sesaat setelah mendengar kabar bahwa ia mendapat peran Annie dan Hallie di film itu.
Semuanya berjalan begitu indah, dan rasanya tinggal menunggu waktu saja hingga Lindsay berhasil menapaki karier menuju puncak lebih tinggi. Namun, sekiranya 15 tahun berselang, Lindsay bukanlah perempuan cilik naïf seperti yang kita kenal dulu.
Berkali-kali ia harus berurusan dengan polisi karena ketahuan menggunakan narkotika, mabuk-mabukan ataupun menyetir mobil sembarangan. Ia bahkan pernah menjalin hubungan sesama jenis, walau kemudian mengakui lebih menyukai pria. Pusat rehabilitasi seakan jadi karibnya dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya pernah dikirim pengadilan ke sana enam kali,” kata Lindsay pada Mei 2013. “Saya sampai bisa menulis buku soal rehabilitasi. Mengirim saya rehabilitasi secara berkala itu tak ada gunanya. Beberapa waktu pertama saya ke sana rasanya seperti lawakan saja, cuma untuk mengisi waktu senggang.”
Ini bukan kali pertama seorang aktor atau aktris cilik gagal menjaga diri dengan baik setelah beranjak dewasa. Macaulay Culkin yang sukses besar di usia 10 tahun dengan film Home Alone pada 1990 juga menemui nasib serupa. Sempat mengalami kecanduan narkoba, ia juga kini dikenal sebagai perokok berat. Setelah beberapa filmnya di masa dewasa kurang sukses di pasaran, Macaulay saat ini banyak mengisi waktu dengan menjadi disc jockey di berbagai klub malam New York.

Lain lagi halnya dengan Miley Cyrus. Pada usia 11 tahun, Miley sukses meraih peran utama dalam serial televisi musikal Disney berjudul Hannah Montana. Serial ini meraih sukses besar sejak tayang perdana pada 2006 hingga musim keempatnya berakhir di awal 2011. Miley pun sontak jadi idola baru bagi para remaja di seluruh dunia.
Lalu Miley memutuskan tidak melanjutkan kuliahnya karena ingin fokus berkarier di dunia akting dan musik. Namun, titik balik Miley terjadi setelah album studio keempatnya rilis dengan judul Bangerz. Dengan ekstrem ia mengubah citra dari penyanyi remaja baik-baik jadi artis liar penuh kontroversi. Jangan heran bila sekarang banyak foto Miley setengah telanjang, berciuman dengan sesama perempuan, atau berpesta hingga larut tersebar di berbagai media.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan para mantan artis cilik ini?
Mara Wilson sempat menuliskan pendapatnya soal hal ini untuk Cracked.com pada Mei 2013. Mara juga mantan aktris cilik yang melambung namanya setelah bermain dalam film Mrs. Doubtfire pada 1993. Film layar lebar terakhirnya adalah Thomas and the Magic Railroad pada 2000.

Ia memutuskan berhenti berakting karena, “Berakting di film tak terlalu menyenangkan. Melakukan hal yang sama berulang-ulang hingga sutradara puas dengan penampilan Anda. Itu tidak memberi banyak ruang kebebasan berkreasi.”
Menurut Mara, salah satu faktor yang berperan penting dalam perkembangan seorang aktris cilik adalah orangtuanya. Banyak anak kecil yang terpaksa bermain film karena terlalu cepat jadi tumpuan ekonomi keluarga. Mereka melakukannya karena dipaksa orangtua, tak selalu karena memang suka.
Anak tersebut biasanya baru bisa mengurus sendiri uangnya ketika telah menginjak usia 18 tahun atau lebih. Namun, sering terjadi mereka mendapati uang tabungan bertahun-tahun hasil dari berakting telah habis begitu saja dibelanjakan orangtua.
Mara mengambil contoh kasus yang dialami Jackie Coogan, aktor cilik di era 1920-an. Kala itu ia adalah salah satu aktor dengan bayaran terbesar di zamannya. Namun ketika Jackie berusia 18, ia baru mengetahui bahwa hampir seluruh uang yang ia hasilkan di masa kecil telah habis digunakan oleh ibu dan ayah tirinya. Coogan pun menuntut kedua orangtuanya dan kemudian cuma mendapat jatah 126.000 dollar Amerika Serikat.
Namun, kejadian ini jadi titik balik bagi para aktor cilik di sana. Setelahnya hukum mewajibkan orangtua agar menjaga setidaknya 15 persen hasil pendapatan anak untuk bisa dikelola sendiri ketika dewasa nanti. Peraturan ini kerap disebut sebagai Undang-undang Coogan.

“Orangtua saya, saya rasa melakukan banyak hal dengan cukup tepat dahulu. Mereka tak selalu memilih film terbaik bagi saya untuk berakting, tapi mereka selalu memberi dukungan dan bertanggung jawab akan uang yang ada,” kata Mara.
Setelah itu, masalah lainnya adalah ketenaran yang terlalu cepat datang bagi anak. Alhasil, anak bisa jadi lupa diri dan bertingkah seenaknya, apalagi ketika menginjak masa pubertas. Secara psikologis, mereka belum siap menangani segala pemberitaan media massa dan sorotan publik akan kehidupan pribadinya.
Contoh paling mudahnya adalah kasus yang dialami Thom Yorke, vokalis utama band Radiohead. Ketika band asal Inggris itu mencuat pada pertengahan 1990-an, tiba-tiba ia merasa teralienasi. Ia jadi terkenal, tur keliling dunia dan mendapat tekanan besar akan segala tingkah lakunya.
Dalam film dokumenter Meeting People is Easy, hal ini terlihat jelas kala Thom sedang menjalani tur. Ia menyendiri dalam kamar hotelnya dan menuliskan beberapa patah kata di sebuah kaca jendela. “Saya tidak di sini dan ini tidak benar-benar terjadi,” tulisnya kala itu.
Masalahnya, para artis itu juga kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa. Lindsay Lohan dan Miley Cyrus urung melanjutkan sekolah hingga jenjang kuliah. Mereka hanya tahu caranya berakting dan bernyanyi dalam hidupnya. Maka, pilihan untuk keluar dari dunia tersebut semakin sempit sementara kehidupan mereka di sana tak lagi stabil seperti masa di awal karier.
Aktris seperti Kirsten Dunst berhasil menjaga dirinya karena tahu kapan saat yang tepat untuk mundur secara teratur ketika semua telah berlangsung secara berlebihan. Ia pernah menolak peran dalam film American Beauty pada 1999 karena merasa terlalu banyak adegan berbau seksual di sana. Kala itu usianya baru menginjak 17 tahun.
Daniel Radcliffe, yang telah berakting sejak usia 10 tahun juga bisa tetap berada di jalur yang tepat karena memiliki orangtua yang begitu protektif. Pada 2000, orangtuanya bahkan mulanya tak mengizinkan Daniel mengikuti audisi film Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Itu karena mereka merasa terlalu riskan bila hidup anaknya akan berkutat dalam tujuh seri film tersebut ke depannya yang dibuat berdasarkan novel karangan JK Rowling.

Daniel juga menjalani hidup sederhana. Ia sempat membeli sebuah flat dekat rumah orangtuanya di Fulham, Inggris, dan tinggal di sana sendirian selama 18 bulan. Saat berulang tahun ke-18 pada Juli 2007, orangtua Daniel memang telah mengizinkannya mengurus sendiri urusan finansial. Namun, Daniel tak mau langsung berfoya-foya menghabiskan begitu saja.
Memang, banyak hal bisa terjadi tanpa terprediksi. Lindsay, Macaulay dan Miley hanyalah contoh nyata bahwa ketenaran bukanlah segalanya. Orangtua memegang peranan penting dalam perkembangan anak dan tak seharusnya mengeksploitasi mereka demi kepentingan ekonomi semata.
Yang utama adalah terus berkarya, bukan asyik memancing kontroversi. Bila terus begitu, siapa yang menghibur dan terhibur batasnya pun kian kabur.
***