Pada 20 Oktober 2014, Joko Widodo resmi dilantik sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia. Para relawan turun ke jalan merayakan sejak pagi. Malamnya, mereka juga mengadakan konser rakyat di kompleks Monumen Nasional, Jakarta. Museum Rekor Indonesia mencatat, Jokowi satu-satunya presiden Indonesia yang dibuatkan acara syukuran massal.
Ribuan orang datang memadati tempat acara. Suasananya sekilas seperti pasar malam. Para musisi ternama bergantian mengisi acara. Ada Saykoji, Kikan Namara, Vicky Shu, Robi Navicula, Badai Kerispatih, Yovie Widianto, Kahitna, Slank, dan band rock asal Inggris, Arkarna. Slankers terlihat mendominasi bagian depan panggung sejak awal. Tanpa lelah, mereka terus mengibarkan bendera Slank. Padahal, pembawa acara berulang kali menegur mereka karena bendera itu menutupi kamera para awak media.
Banyak hal menarik terjadi. Panitia urung menerbangkan 7 ribu lampion dengan alasan Monas merupakan jalur penerbangan pesawat. Butet Kartaradjesa membawakan tujuh pantun untuk Jokowi. Arkarna menyanyikan lagu “Kebyar-kebyar” dengan terbata-bata.
Ironisnya, para pengisi acara lantang menyerukan konsep revolusi mental ala Jokowi, tapi aksi para pengunjung tak mencerminkan hal itu. Entah kisah soal tukang bakso yang dijarah pengunjung tak beradab, Slankers yang tak bisa diatur, atau sampah berserakan yang membuat Monas terlihat mengenaskan.
Ini menandakan, perjuangan belum usai. Jokowi punya tugas berat untuk membuktikan bahwa revolusi mental bukan sekadar utopia.
Kamera: iPhone 5 & Canon 1000D | Lensa: 18-55 mm.