Teater Koma mementaskan Republik Cangik pada 13-22 November 2014 di Gedung Kesenian Jakarta. Nano Riantiarno jadi penulis naskah sekaligus sutradara. Pentas ini merupakan parodi atas situasi sosial dan politik Indonesia terkait pemilihan umum presiden yang terjadi beberapa bulan sebelumnya.
Dalam cerita, Cangik mendapat sorotan utama. Ia mengundang para bangsawan, dewa, dan setan untuk menjadi juri dalam sayembara untuk memilih penerus takhta kerajaan negeri Suranesia.
Jaka Wisesa yang sebelumnya pernah menjabat sebagai walikota dan gubernur di Kota Raja tampaknya bakal memenangkan sayembara dan mengalahkan saingan terberatnya, Santunu Guru, yang arogan dan gemar berkuda.
Namun, tiba-tiba datang Baladewa yang murka melihat Cangik bertindak seenaknya. Menurutnya, ia masih merupakan satu-satunya sosok yang berhak jadi penerus takhta kerajaan Suranesia. Semua sontak tunduk ketika Baladewa telah memainkan gada.
Kamera: Canon 1000D | Lensa: 18-55 mm.
Baca juga Geliat Cangik untuk Republik.