Sampek Engtay, Sekali Lagi

Teater Koma mementaskan Sampek Engtay pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2015.

Teater Koma mementaskan lagi kisah legendaris Sampek Engtay pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2015 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Nano Riantiarno masih jadi sutradaranya.

Teater Koma pertama kali mementaskan lakon cinta klasik ini pada 1988, dan sejak itu, mereka telah memanggungkannya setidaknya 100 kali di berbagai lokasi dan waktu berbeda. Bahkan, pada akhir 1999 dan awal 2000 mereka pernah memainkan lakon ini selama total 24 hari di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, dan sukses menggaet lebih dari 20 ribu penonton.

Pada 2004, Sampek Engtay mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia sebagai pentas teater yang sukses dimainkan sebanyak 80 kali selama 16 tahun dengan tujuh pemain dan empat pemusik yang sama.

Lakon ini mengangkat kisah Engtay, perempuan yang bersikeras menuntut ilmu di Betawi meskipun mesti menyamar sebagai pria. Di asrama sekolah, ia ditempatkan sekamar bersama pria bernama Sampek. Awalnya, Sampek tak menyadari identitas asli Engtay. Perlahan, rahasia terkuak dan asmara pun tumbuh di antara mereka berdua.

Sayang, kisah ini berujung pada tragedi. Engtay terpaksa pulang kampung untuk dijodohkan dengan lelaki pilihan orangtua. Sampek berjanji akan datang mendahului melamar, tapi malah salah menghitung hari. Tak ada jalan lain, Engtay pun melangsungkan pernikahan. Sementara itu, Sampek jatuh sakit hingga kemudian meninggal dunia. 

Kamera: Canon 600D | Lensa: 55-250 mm.

Bagikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top